1. Tujuan [kembali]
- Kami melihat bahwa mengetahui konstanta keseimbangan memungkinkan kita untuk memprediksi arah reaksi bersih terhadap keseimbangan dan untuk menghitung konsentrasi keseimbangan. (14.4)
- Bab ini diakhiri dengan diskusi empat faktor yang mungkin dapat mempengaruhi posisi keseimbangan: konsentrasi, volume atau tekanan, suhu, dan katalis. Kami belajar menggunakan prinsip Le Châtelier untuk memprediksi perubahan. (14.5)
2. Alat dan Bahan [kembali]
a. Alat [kembali]
- Ground
- Ground
b. Bahan [kembali]
3. Dasar Teori [kembali]
14.4 Konstanta Keseimbangan
Menurut Guldberg dan Walden yang menjelaskan hukum kesetimbangan,hasil kali konsentrasi zat-zat di sebelah kanan yang dipangkatkan dengan koefisiennya, dan dibagi dengan hasil kali konsentrasi zat-zat di sebelah kiri yang dipangkatkan dengan koefisiennya memiliki harga tertentu pada suhu tetap. Maksudnya yaitu angka yang memberikan hubungan antara jumlah produk dan reaktan dari campuran reaksi pada kesetimbangannya disebut dengan konstanta kesetimbangan. Persamaan konstanta kesetimbangan yang dapat dibentuk menurut hukum diatas:
aA + bB ⇄ cC + dD
Ini juga dikenal sebagai konstanta kesetimbangan konsentrasi karena konsentrasi reaktan dan produk digunakan dalam penulisan ekspresi. Ini dilambangkan oleh Kc. Jika nilai K lebih tinggi dari 1, keseimbangannya akan menguntungkan produk. Tetapi jika nilai K lebih rendah dari 1, kesetimbangannya lebih disukai reaktan. Saat menulis ekspresi konstanta kesetimbangan, harus mempertimbangkan nilai stoikiometrik dari persamaan tersebut.Konstanta kesetimbangan terdiri dari:
Konstanta konsentrasi adalah konstanta kesetimbangan yang dipengaruhi konsentrasi. Konstanta konsentrasi (Kc) dipengaruhi oleh konsentrasi zat yang berwujud larutan dan gas.Jika reaksi mengandung zat berwujud padat dan cair, maka pangkat konsentrasi zatnya nol, karena zat padat dan cair tidak memiliki konsentrasi. Contoh:
Konstanta Tekanan adalah konstanta kesetimbangan yang dipengaruhi tekanan. Konstanta tekanan (Kp) dipengaruhi oleh tekanan zat-zat yang berwujud gas.Jika reaksi mengandung zat berwujud selain gas, maka pangkat tekanan zatnya nol, karena zat selain gas tidak memiliki tekanan. Contoh:
mA(g) + nB(g) D pC(g) + qD(g)
Satuan konstanta dapat disesuaikan dengan pangkat konsentrasi maupun pangkat tekanan. Konstanta konsentrasi dengan konstanta tekanan dapat dihubungkan melalui persamaan gas ideal pada suhu sama, dapat dirumuskan:
Untuk mengetahui apakah reaksi telah mencapai kesetimbangan dan memprediksikan arah reaksi, ditentukan nilai dari kuosien reaksi, Qc, dengan mensubstitusikan nilai konsentrasi masing-masing substansi (produk dan reaktan) pada keadaan setimbang pada konstanta kesetimbangan kimia, Kc, dengan nilai konsentrasi awal masing-masing substansi pada keadaan reaksi tersebut.
Qc = Kc , reaksi telah mencapai kesetimbangan. Jika Qc = Kc, reaktan ⇌ produk
Qc < Kc , reaksi akan berlangsung dari arah kiri ke kanan (pembentukan produk) hingga mencapai kesetimbangan kimia (Qc = Kc). Jika Qc < Kc, reaktan → produk
Qc > Kc , reaksi akan berlangsung dari arah kanan ke kiri (pembentukan reaktan) hingga mencapai kesetimbangan kimia (Qc = Kc). Jika Qc > Kc, reaktan ← produk
14.5 Faktor yang Mempengaruhi Keseimbangan Kimia
Perubahan konsentrasi baik produk maupun reaktan mengakibatkan terjadinya pergeseran kesetimbangan sistem. Berdasarkan asas Le Chatelier, apabila pereaksi atau produk reaksi berubah, maka kesetimbangan akan bergeser untuk mengurangi pengaruh perubahan konsentrasi yang terjadi sampai diperoleh kesetimbangan yang baru. Simak pengaruh perubahan konsentrasi terhadap kesetimbangan berikut ini.
a. Konsentrasi pereaksi atau produk reaksi diperbesar/diperkecil
Misal karbon dioksida direaksikan dengan air akan berada dalam kesetimbangan berikut.
CO2(g) + H2O(l) ⇌ H2CO3(aq)
Jika konsentrasi gas karbon dioksida diperbesar, maka kesetimbangan akan terganggu. Kesetimbangan reaksi bergeser kearah hidrogen karbonat, kemudian akan terbentuk kembali kesetimbangan baru dalam rangka mengatasi adanya perubahan tersebut. Sebaliknya, jika konsentrasi hydrogen karbonat diperbesar, maka akan terjadi pergeseran kesetimbangan ke arah gas karbon dioksida. Perlu diketahui bahwa selama suhu dijaga tetap, maka nilai tetapan kesetimbangan tidak akan berubah. Kesetimbangan hanya mengalami pergeseran sedangkan nilai tetapan akan tetap.
b. Pengenceran
Pengenceran (penambahan pelarut cair seperti air) akan memperkecil konsentrasi zat-zat yang terlarut di dalamnya. Sesuia asas Le Chatelier, kesetimbangan akan bergeser ke arah total mol yang lebih besar guna memperbesar konsentrasi zat-zat sampai kesetimbangan baru dicapai. Untuk pengenceran reaksi kesetimbangan:
aA + bB ⇌ cC + dD
2SO2(g) + O2(g) ⇌ 2SO3(g) + kalor
Perubahan tekanan pada kesetimbangan reaksi akan mempengaruhi keadaan kesetimbangan. Pada suhu tetap, jika tekanan diubah, maka akan terjadi pergeseran kesetimbangan. Kesetimbangan yang dipengaruhi oleh tekanan adalah kesetimbangan homogen fase gas. Karena fase gas sangat mudah dipengaruhi tekanan. Menurut asas Le Chatelier, jika tekanan dalam sistem kesetimbangan diubah, maka sistem akan mengadakan aksi agar pengaruh tersebut berkurang. Perubahan tekanan tidak akan mengubah nilai tetapan kesetimbangan, karena pada sistem ini suhu dijaga tetap. Sebagai contoh:
Perubahan volume pada kesetimbangan reaksi akan mempengaruhi keadaan kesetimbangan. Volume mempengaruhi kesetimbangan karena perubahan tekanan. Pada sistem ini, jika tekanan sistem diperbesar maka volume akan menjadi kecil, maka kesetimbangan akan bergeser ke arah zat yang memiliki jumlah mol lebih kecil.
4. Percobaan [kembali]
a. Prosedur Percobaan:
- Bukalah aplikasi proteus terlebih dahulu.
- Buka schematic capture, pilih bagian component mode (), dan pada bagian devices klik 'P'.
- Pastikan kategorinya berada pada all categories agar mudah dalam melakukan pencarian.
- Ketikkan semua nama bahan komponen yang dibutuhkan dalam rangkaian.
- Double klik komponen yang kita butuhkan agar komponen tersebut muncul dikolom Devices.
- Buka bagian Terminals mode ().
- Pilih terminal yang diperlukan.
- Setelah semua komponen didapatkan, letakkan komponen pada papan rangkaian.
- Rangkailah semua komponen sesuai prinsipnya.
- Klik play () pada bagian kiri bawah aplikasi untuk menjalankan rangkaian simulasi.
- Saat di play, jika rangkaian simulasi sudah benar dan sesuai, maka akan muncul output cahaya
- Bukalah aplikasi proteus terlebih dahulu.
- Buka schematic capture, pilih bagian component mode (), dan pada bagian devices klik 'P'.
- Pastikan kategorinya berada pada all categories agar mudah dalam melakukan pencarian.
- Ketikkan semua nama bahan komponen yang dibutuhkan dalam rangkaian.
- Double klik komponen yang kita butuhkan agar komponen tersebut muncul dikolom Devices.
- Buka bagian Terminals mode ().
- Pilih terminal yang diperlukan.
- Setelah semua komponen didapatkan, letakkan komponen pada papan rangkaian.
- Rangkailah semua komponen sesuai prinsipnya.
- Klik play () pada bagian kiri bawah aplikasi untuk menjalankan rangkaian simulasi.
- Saat di play, jika rangkaian simulasi sudah benar dan sesuai, maka akan muncul output cahaya
b. Rangkaian Simulasi [kembali]
Foto rangkaian simulasi
Prinsip kerja rangkaian simulasi
Sensor cahaya/LDR adalah rangkaian elektronika yang dapat mengubah suatu besaran optik (cahaya) menjadi besaran elektrik. Dalam penggunaannya, sensor cahaya biasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari misalnya digunakan sebagai rangkaian lampu otomatis. Contohnya lampu penerangan di jalan tol, lampu penerangan di rumah, dan lampu penerangan di taman. Prinsip kerja dari rangkaian adalah saat ldr tidak terkena cahaya atau dalam keadaan gelap maka led akan menyala, sebaliknya jika LDR terkena cahaya maka LED akan mati.